Supply Chain Management (SCM)
(Manajemen Pasok Barang )
Pengertian Manajemen
Rantai Pasok
Manajemen rantai pasok
(supply-chain management) adalah pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan
pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta
pengiriman ke pelanggan. Tujuannya adalah untuk membangun sebuah rantai pemasok
yang memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan.
Menurut Heizer and Render,
kunci bagi manajemen rantai pasok yang efektif adalah menjadikan para pemasok
sebagai “mitra” dalam strategi perusahaan untuk memenuhi pasar yang selalu berubah.
Sistem ini merupakan
hubungan keterkaitan antara aliran material maupun jasa, aliran uang (return/
recycle) dan aliran informasi mulai dari pemasok, produsen, distributor,
gudang, pengecer sampai ke pelanggan akhir (upstream ↔ downstream).
Sedangkan yang dimaksud
dengan Supply Chain atau rantai persediaan itu sendiri adalah suatu sistem
tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para
pelanggannya. Rantai ini merupakan jaring yang menghubungkan berbagai
organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu
mengadakan pengadaan barang (procurement) atau menyalurkan (distribution)
barang tersebut secara efisien dan efektif sehingga akan tercipta nilai
tambah (value added) bagi produk tersebut.
Supply chain juga merupakan
logistic network yang menghubungkan suatu mata rantai antara lain
suppliers, manufacturer, distribution, retail outlets, customers. Adapun
aktivitas yang terlibat dalam supply chain management seperti yang telah
disebutkan diatas yaitu aliran barang, aliran informasi, aliran
transaksi dan aliran uang.
Adapun manfaatnya jika
mengoptimalkan Supply Chain management yaitu :
1. Mengurangi inventory
barang
Inventory merupakan bagian
paling besar dari aset perusahaan yang berkisar antara 30%-40%. Oleh karena itu
usaha dan cara harus dikembangkan untuk menekan penimbunan barang di gudang
agar biaya dapat diminimalkan.
2. Menjamin kelancaran
penyediaan barang
Kelancaran barang yang
perlu dijamin adalah mulai dari barang asal (pabrik pembuat), supplier, perusahaan
sendiri, whosaler, retailer, sampai kepada konsumen akhir.
3. Menjamin mutu
Mutu barang jadi
ditentukan tidak hanya oleh proses produksinya, tetapi ditentukan oleh mutu
bahan mentahnya dan mutu dalam kualitas pengirimannya.
4. Mengurangi jumlah
supplier
Bertujuan untuk mengurangi
ketidakseragaman, biaya-biaya negosiasi, dan pelacakan (tracking).
5. Mengembangkan supplier
partnership atau strategic alliance
Dengan mengadakan
kerjasama dengan supplier (supplier partnership) dan juga mengembangkan
strategic alliance dapat menjamin lancarnya pergerakan barang
dalam supply chain management.
Aktivitas Rantai Pasokan
Menurut Gunasekaren terdapat empat aktivitas utama dalam manajemen rantai
pasok yaitu : perencanaan (plan), sumber (source), membuat (make/assemble), dan
pengiriman (deliver).
Klapper menyebut ke-empat
aktivitas ini sebagai fungsi, yang memiliki definisi sebagai berikut:
• Perencanaan (plan):
Proses yang memyeimbangkan permintaan dan penawaran agregat untuk membangun jalan
terbaik dari tindakan yang memenuhi aturan bisnis yang ditetapkan.
• Sumber (source): Proses
yang melakukan pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan yang
direncanakan atau aktual.
• Membuat (make): Proses
yang mengubah barang ke tahap penyelesaian untuk memenuhi kebutuhan yang
direncanakan atau aktual.
• Pengiriman (deliver):
Proses yang menyediakan barang jadi dan jasa, termasuk manajemen pemesanan,
manajemen transportasi, dan manajemen gudang, untuk memenuhi kebutuhan yang
direncanakan atau aktual.
Selanjutnya menurut Heizer
and Render manajemen rantai pasok mencakup aktivitas untuk menentukan :
1) Transportasi ke vendor.
2) Pemindahan uang secara
kredit dan tunai.
3) Para pemasok.
4) Bank dan distributor.
5) Utang dan piutang usaha.
6) Pergudangan dan tingkat
persediaan.
7) Pemenuhan pesanan.
8) Berbagi informasi
pelanggan, prediksi, dan produksi.
Manajemen rantai pasok harus mencakup semua bagian diantaranya
suppliers, produsen, distributor dan pelanggan, baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam memenuhi permintaan pelanggan. Rantai pasokan meliputi
tidak hanya pada pembuat dan suppliers saja tetapi juga pengangkut, gudang,
pengecer, dan bahkan pelanggan itu sendiri.
Pada tiap-tiap organisasi seperti perusahaan manufaktur, rantai pasokan meliputi seluruh fungsi-fungsi yang terlibat dalam penerimaan dan pengisian permintaan pelanggan. Fungsi ini termasuk dalam supply chain management, tetapi sifatnya tidak dibatasi, mengikuti perkembangan produk baru, pemasaran, operasi, distribusi, keuangan, dan customer service.
Pada tiap-tiap organisasi seperti perusahaan manufaktur, rantai pasokan meliputi seluruh fungsi-fungsi yang terlibat dalam penerimaan dan pengisian permintaan pelanggan. Fungsi ini termasuk dalam supply chain management, tetapi sifatnya tidak dibatasi, mengikuti perkembangan produk baru, pemasaran, operasi, distribusi, keuangan, dan customer service.
Rantai pasokan menimbulkan
gambaran atas pergerakan produk atau pasokan dari supplier kepada pembuat
produk, distributor, pengecer, pelanggan sepanjang rantai.
Supply chain management biasanya melibatkan variasi dari tingkat-tingkat. Tingkat-tingkat ini meliputi:
Supply chain management biasanya melibatkan variasi dari tingkat-tingkat. Tingkat-tingkat ini meliputi:
Pelanggan
Pengecer
Distributor
Pembuat produk
Komponen atau supplier
bahan baku.
Tiap-tiap tingkat dari rantai pasokan dihubungkan melalui aliran produk,
informasi, dan keuangan. Aliran ini biasanya terjadi secara langsung dan
mungkin diatur oleh satu tingkat atau perantara. Tiap-tiap tingkat tidak ingin
ditunjukkan dalam rantai pasokan. Rancangan rantai pasokan yang tepat
tergantung pada kebutuhan pelanggan dan peran yang dijalankan oleh tiap-tiap
tingkat yang terlibat.
Tujuan dari tiap rantai
pasokan seharusnya untuk memaksimumkan keseluruhan nilai. Nilai dari rantai
pasokan berbeda antara apakah hasil akhir tersebut berharga bagi pelanggan dan
biaya rantai pasokan yang terjadi dalam pengisian permintaan pelanggan.
Rancangan, perencanaan,
dan keputusan operasi menjalankan peran penting dalam kesuksesan atau kegagalan
sebuah perusahaan.
Tahap-tahap dalam pembuatan keputusan rantai pasokan :
Ø Strategi atau rancangan rantai pasokan
Ø Selama tahap ini memberikan rencana
pemasaran dan penentuan harga bagi produk, perusahaan memutuskan
bagaimana struktur rantai pasokan pada beberapa tahun ke depan.
Ø Perencanaan rantai pasokan.
Ø Keputusan yang dibuat selama tahap ini
kerangka waktu yang dipertimbangkan adalah seperempat tahun. Susunan rantai
pasokan ditentukan fase strategic yang telah pasti. Susunan ini menentukan
hambatan yang ada. Keberhasilan perencanaan untuk memaksimumkan surplus rantai
pasokan yang dapat dihasilkan dengan perencanaan memberikan hambatan yang
timbul selama fase design atau strategi.
Ø Operasi rantai pasokan
Ø Waktu yang digunakan disini adalah mingguan
atau harian, dan selama fase ini perusahaan membuat keputusan berdasarkan order
pelanggan individual.
Persediaan dalam Rantai
Pasokan
Kunci keberhasilan dalam
rantai pasokan adalah tersedianya bahan dan berjalannya aliran bahan. Dalam
manajemen rantai pasokan, terdapat persediaan yang perlu dikelola dengan baik,
yaitu:
1. Bahan baku (raw
materials)
Mata rantai bahan baku
adalah ada di pabrik pembuat bahan baku ini, dan mata rantai terakhir ada di
pabrik pembuat produk akhir (bukan di konsumen akhir). Bahan baku ini di pabrik
pembuat produk akhir digabung dengan bahan penolong, dan dengan teknologi
tertentu diolah menjadi bahan setengah jadi dan bahan jadi.
2. Barang setengah
jadi (work in process product)
Mata rantai barang
setengah jadi bermula di pabrik pembuat bahan jadi. Bahan setengah jadi adalah
hasil dari proses bahan baku. Bahan setengah jadi dapat langsung diproses di
pabrik yang sama menjadi bahan jadi, tetapi dapat juga dijual kepada
konsumen sebagai komoditas. Jadi, akhir dari mata rantai akan sangat tergantung
dari hal di atas, bisa pendek dan bisa panjang. Akhir mata rantai ada di
konsumen akhir pengguna atau pembeli hasil produksi tersebut. Persediaan jenis
ini adalah persediaan yag digunakan untuk menunjang pabrik pembuat barang jadi
tersebut, yaitu untuk pemeliharaan, perbaikan, dan operasi peralatan pabriknya.
Mata rantainya bermula dari pabrik pembuat material MRO tadi dan berakhir di
perusahaan pembuat barang jadi tersebut, sebagai the final user (manufacturer).
3. Barang komoditas (commodity)
Persediaan jenis ini
adalah barang yang dibeli oleh perusahaan tertentu sudah dalam bentuk barang
jadi dan diperdagangkan, dalam arti dijual kembali kepada konsumen. Di
perusahaan tersebut, barang ini dapat diproses lagi, misalnya diganti
bungkusnya atau diperkecil kemasannya, tetapi dapat juga dijual lagi langsung
dalam bentuk asli seperti saat dibeli. Mata rantai persediaan jenis ini bermula
dari pabrik pembuat komoditas tersebut dan berakhir pada konsumen akhir
pengguna barang tersebut. Barang komoditas kadang-kadang juga disebut resales
commodities, karena memang barang tersebut dibeli untuk dijual lagi dengan
keuntungan tertentu.
4. Barang proyek
Persediaan jenis ini
adalah material dan suku cadang yang digunakan untuk membangun proyek tertentu,
misalnya membuat pabrik baru. Mata rantai panjangnya hampir sama dengan MRO
materials, jadi bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir
di perusahaan pembuat barang jadi yang dimaksud.
Proses Bisnis Rantai
Pasokan
Pada manajemen rantai
pasokan, aktivitas-aktivitas dibagi menjadi beberapa proses bisnis, antara lain:
1. Customer
Relationship Management (CRM) : Langkah pertama manajemen rantai
pasok adalah mengidentifikasi pelanggan utama atau pelanggan yang kritis
bagi perusahaan. Aktivitas ini melibatkan tim pelayanan pelanggan (customer
service) yang membuat dan melaksanakan program-program bersama, persetujuan
produk dan jasa, serta menetapkan tingkat kinerja tertentu untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan.
2. Customer Service
Management (CSM) : CSM merupakan sumber tunggal informasi pelanggan yang
mengurus persetujuan produk dan jasa. Customer Service memberitahukan
pelanggan informasi mengenai tanggal pengiriman dan ketersediaan produk melalui
hubungannya dengan bagian produksi dan distribusi. Pelayanan setelah penjualan
juga perlu, intinya harus secara efisien membantu pelanggan mengenai aplikasi
dan rekomendasi produk.
3. Demand
Management : Proses ini harus menyeimbangkan kebutuhan pelanggan dengan
kemampuan pasokan perusahaan, menentukan apa yang akan dibeli pelanggan dan
kapan. Sistem manajemen permintaan yang baik menggunakan data point-of-sale
dan data pelanggan “inti” untuk mengurangi ketidakpastian dan aliran yang
efisien melalui rantai pasok.
4. Customer Demand
Fulfillment : Proses penyelesaian pesanan ini secara efektif memerlukan
integrasi rencana kerja antara produk, distribusi dan transportasi. Hubungan
dengan rekan kerja yakni anggota primer rantai pasok dan anggota sekunder
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan mengurangi total biaya kirim
ke pelanggan.
5. Manufacturing
Flow Management : Biasanya perusahaan memproduksi barang lalu dibawa ke
bagian distribusi berdasarkan ramalan historik. Produk dihasilkan untuk
memenuhi jadwal produksi. Seringkali produk yang salah mengakibatkan persediaan
yang tidak perlu, meningkatkan biaya penanganan/penyimpanan dan pengiriman
produk terhambat. Dengan manajemen rantai pasok, produk dihasilkan berdasarkan
kebutuhan pelanggan. Jadi barang produksi harus fleksibel dengan perubahan
pasar. Untuk itu diperlukan kemampuan berubah secara cepat untuk menyesuaikan
dengan variasi kebutuhan massal. Untuk mencapai proses produksi tepat waktu
dengan ukuran lot minimum, manajer harus berfokus pada biaya-biaya setup/perubahan
yang rendah termasuk merekayasa ulang proses, perubahan dalam desain produk dan
perhatian pada rangkian produk.
6. Procurement :
Membina hubungan jangka panjang dengan sekelompok pemasok dalam arti hubungan win-win
relationship akan mengubah sistem beli tradisional. Hubungan ini adalah
melibatkan pemasok sejak tahap desain produk, sehingga dapat mengurangi siklus
pengembangan produk serta meningkatkan koordinasi antara engineering,
purchasing dan supplier pada tahap akhir desain.
7. Pengembangan Produk
dan Komersialisasi : Untuk mengurangi waktu masuknya produk ke pangsa pasar,
pelanggan dan pemasok seharusnya dimasukkan ke dalam proses pengembangan
produk. Bila siklus produk termasuk singkat maka produk yang tepat harus
dikembangkan dan dilauching pada waktu singkat dan tepat agar perusahaan kuat
bersaing
8. Return : Proses
manajemen return yang efektif memungkinkan untuk mengidentifikasi produktivitas
kesempatan memperbaiki dan menerobos proyek-proyek agar dapat bersaing.
Ketersediaan return (return to available) adalah pengukuran waktu siklus yang
di perlukan untuk mencapai pengembalian asset (return on asset) pada status
yang digunakan. Pengukuran ini penting bagi pelanggan yang memerlukan produk
pengganti dalam waktu singkat bila terjadi produk gagal. Selain itu,
perlengkapan yang digunakan untuk scrap dan waste dari bagian
produksi diukur pada waktu organisasi menerima uang cash.
Manfaat SCM bagi
perusahaan
Manfaat SCM
Secara umum penerapan konsep SCM dalam perusahaan akan memberikan manfaat yaitu (Jebarus, 2001) kepuasan pelanggan, meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya, pemanfaatan asset yang semakin tinggi, peningkatan laba, dan perusahaan semakin besar.
1. Kepuasan pelanggan. Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau pengguna yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia dalam jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.
2. Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan ‘terbuang’ percuma, karena diminati konsumen.
3. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.
4. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan SCM.
5. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.
6. Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.
Keenam manfaat yang sudah dijelaskan seperti tersebut di atas merupakan manfaat tidak langsung. Secara umum, manfaat langsung dari penerapan SCM bagi perusahaan adalah :
1. SCM secara fisik dapat mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan mengantarkannya kepada konsumen akhir. Manfaat ini menekankan pada fungsi produksi dan operasi dalam sebuah perusahaan. Dalam fungsi ini dilakukan penggunaan dari seluruh sumber daya yang dimilki dalam sebuah proses transformasi yang terkendali, untuk memberikan nilai pada produk yang dihasilkan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan dan mendistribusikannya kepada konsumen yang dibidik.
2. SCM berfungsi sebagai mediasi pasar, yaitu memastikan apa yang dipasok oleh rantai suplai mencerminkan aspirasi pelanggan atau konsumen akhir tersebut. Dalam hal ini fungsi pemasaran yang akan berperan. Melalui pelaksanaan SCM, pemasaran dapat mengidentifikasi produk dengan karakteristik yang diminati konsumen. Selanjutnya fungsi ini harus mampu mengidentifikasi seluruh atribut produk yang diharapkan konsumen tersebut dan mengkomunikasikan kepada perancang produk. Apabila seleksi rancangan produk sudah dilakukan dan dilakukan pengujian maka produk dapat diproduksi. Sehingga SCM akan berperan dalam memberikan manfaat seperti point 1 tersebut.
Ditinjau dari segi ongkos, masing-masing fungsi di atas berkaitan
dengan ongkos, yaitu:
1. Fungsi pertama berkaitan dengan ongkos-ongkos fisik, yakni ongkos material, ongkos penyimpanan, ongkos produksi, ongkos transportasi, dan sebagainya.
2. Fungsi kedua berkaitan dengan biaya-biaya survey pasar, perancangan produk, serta biaya-biaya akibat terpenuhinya aspirasi konsumen oleh produk yang disediakan oleh rantai supply chain
Ongkos-ongkos ini bisa berupa ongkosmarkdown, yakni penurunan harga produk yang tidak laku dengan harga normal, atau ongkos kekurangan supply yang dinamakan dengan stockout cost
Ongkos-ongkos ini bisa berupa ongkosmarkdown, yakni penurunan harga produk yang tidak laku dengan harga normal, atau ongkos kekurangan supply yang dinamakan dengan stockout cost
Secara umum penerapan konsep SCM dalam perusahaan akan memberikan manfaat yaitu (Jebarus, 2001) kepuasan pelanggan, meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya, pemanfaatan asset yang semakin tinggi, peningkatan laba, dan perusahaan semakin besar.
1. Kepuasan pelanggan. Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau pengguna yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia dalam jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.
2. Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan ‘terbuang’ percuma, karena diminati konsumen.
3. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.
4. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan SCM.
5. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.
6. Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.
Keenam manfaat yang sudah dijelaskan seperti tersebut di atas merupakan manfaat tidak langsung. Secara umum, manfaat langsung dari penerapan SCM bagi perusahaan adalah :
1. SCM secara fisik dapat mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan mengantarkannya kepada konsumen akhir. Manfaat ini menekankan pada fungsi produksi dan operasi dalam sebuah perusahaan. Dalam fungsi ini dilakukan penggunaan dari seluruh sumber daya yang dimilki dalam sebuah proses transformasi yang terkendali, untuk memberikan nilai pada produk yang dihasilkan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan dan mendistribusikannya kepada konsumen yang dibidik.
2. SCM berfungsi sebagai mediasi pasar, yaitu memastikan apa yang dipasok oleh rantai suplai mencerminkan aspirasi pelanggan atau konsumen akhir tersebut. Dalam hal ini fungsi pemasaran yang akan berperan. Melalui pelaksanaan SCM, pemasaran dapat mengidentifikasi produk dengan karakteristik yang diminati konsumen. Selanjutnya fungsi ini harus mampu mengidentifikasi seluruh atribut produk yang diharapkan konsumen tersebut dan mengkomunikasikan kepada perancang produk. Apabila seleksi rancangan produk sudah dilakukan dan dilakukan pengujian maka produk dapat diproduksi. Sehingga SCM akan berperan dalam memberikan manfaat seperti point 1 tersebut.
Ditinjau dari segi ongkos, masing-masing fungsi di atas berkaitan
dengan ongkos, yaitu:
1. Fungsi pertama berkaitan dengan ongkos-ongkos fisik, yakni ongkos material, ongkos penyimpanan, ongkos produksi, ongkos transportasi, dan sebagainya.
2. Fungsi kedua berkaitan dengan biaya-biaya survey pasar, perancangan produk, serta biaya-biaya akibat terpenuhinya aspirasi konsumen oleh produk yang disediakan oleh rantai supply chain
Ongkos-ongkos ini bisa berupa ongkosmarkdown, yakni penurunan harga produk yang tidak laku dengan harga normal, atau ongkos kekurangan supply yang dinamakan dengan stockout cost
Ongkos-ongkos ini bisa berupa ongkosmarkdown, yakni penurunan harga produk yang tidak laku dengan harga normal, atau ongkos kekurangan supply yang dinamakan dengan stockout cost
nama saya fajar. saya tinggal di bedono di jawa tengah saya berada dalam masalah keuangan yang sangat kronis dan situasi kesehatan terminal beberapa minggu yang lalu. setelah semua pencarian saya untuk bantuan dari teman dan tetangga terbukti gagal, saya merasa tidak ada orang yang benar-benar peduli. saya menjadi sangat lelah karena kurangnya dana untuk mengembangkan bisnis saya dan 2 anak saya yang berusia 5 dan 8 tahun juga tidak tampan karena kurangnya perawatan yang tepat sebagai akibat dari keuangan. suatu pagi yang setia saya melihat seorang teman lama mendiang suami saya dan saya memberi tahu dia semua yang telah saya alami dan dia berkata satu-satunya cara dia bisa membantu adalah mengarahkan saya ke petugas pinjaman yang baik di AS yang juga membantunya, dia menjelaskan kepada saya tentang bagaimana dia secara finansial turun dan bagaimana dia didorong oleh petugas pinjaman ini (mr pedro yang memberinya pinjaman 7.000.000 usd dengan tarif terjangkau 2. dia selanjutnya meyakinkan saya bahwa mereka adalah satu-satunya perusahaan pinjaman sah yang dia temukan secara online. dia memberi saya email mereka & begitulah cara saya melamar dan juga diberikan pinjaman dan hidup saya berubah untuk selamanya hubungi satu-satunya pemberi pinjaman asli mr pedro melalui email / whatsapp +18632310632 pedroloanss@gmail.com untuk menyelesaikan kekacauan keuangan Anda.
BalasHapus